Cara membangun bisnis baru seringkali menjadi hal paling sulit dilakukan karena banyak aspek yang diperhitungkan. Untuk membangun bisnis baru harus pahami dulu apa yang kita mau, sumberdaya yang dimiliki dan selanjutnya akan mengarahkan kita ke pembentukan bisnis secara menyeluruh. Dalam Membangun bisnis baru dikenal sebuah tool yang banyak dipakai oleh para pebisnis sukses. Meskipun tidak semuanya memakai tool ini secara sadar namun mereka menjalankan tiap-tiap prosesnya berdasarkan pengalaman. Tool yang kita gunakan ini dapat membantu individu atau organisasi dalam merancang suatu model bisnis yang disebut Business Model Canvas.
Dari business model canvas ini pula, banyak diantara pebisnis mudah bermunculan karena pemahaman tentang bisnis yang dijalani semakin kuat. Berbeda dengan bisnis yang dijalankan tanpa perencanaan. Memang banyak pebisnis yang menganut paham buat asala, jalan dan benahi. Namun bisnis yang demikian tidaklah sehat. Seperti menambal ban pada saat mobil berjalan. Perbaikan akan sulit dilakukan karena terhambat birokrasi, proses, ketersediaan man power, dan sebagainya. Sebaiknya dalam merancang suatu bisnis baru kita jalankan secara utuh dan menyeluruh. Bukan sebaliknya.
Perencanaan dan strategi bisnis dilakukan pada tahap ini. Ide bisnis yang sedemikian banyaknya akan dapat di tes apakah dia bisa meguntungkan atau tidak. Agar bisa sukses berbisnis, Anda harus tahu cara membangun bisnis terlebih dulu. Kemudian barulah cara bisnis ( praktek berbisnis ), ilmu managerial, accounting, ekonomi, marketing dan sebagainya akan mengikuti langkah ide bisnis Anda. Cara membangun bisnis baru ini saya tekan sekali lagi bahwa dia tidak dibatasi jenis bisnis, usia, biaya / modal bisnis bahkan pelaku bisnisnya. Membuat bisnis itu artinya kita harus benar-benar siap terjun bebas tidak dipengaruhi emosi, perasaan dan omongan-omongan yang belum terbukti kebenarannya.
Pertanyaan yang sering muncul ketika membuat bisnis baru seperti, “siapa target customernya?“, “bagaimana cara untuk mempertahankan hubungan dengan pelanggan?”, “apa yang harus dilakukan agar bisnis berjalan secara mandiri dan profit?”, “dengan siapa kita harus bekerjasama?” “apa strategi bisnis yang cocok untuk bisnis saya?” dan banyak permasalahn lain yang belum tentu dapat dipikirkan oleh pengusaha start-up. Semua itu terangkum secara lengkap hanya dalam secarik kertas business model canvas yang menggambarkan bisnis secara luar dalam.
Business model pada dasarnya merupakan rasional yang menjelaskan bagaimana suatu organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap suatu nilai tambah (=value). Perhatikan disini bahwa business model bukan hanya untuk suatu usaha komersial saja tetapi untuk organisasi secara umum! Organisasi itu bisa saja suatu usaha komersial, sekolah, instansi pemerintah, yayasan, dan lain-lain.
Juga perhatikan disini penekanan akan aspek nilai tambah! Jadi bukan barang yang dihasilkan atau jasa yang bakal diberikan tetapi apa sumbangsih dari organisasi tersebut kepada para pelanggannya yang dimanifestasikan oleh barang atau jasa yang akan ditawarkan.
Keuntungan Menggunakan Business Model Canvas
Bisa dipakai untuk semua jenis model bisnis, travelling, restoran, hotel, perkebunan, mining dan lain sebagainya
Mempercepat mengetahui keseluruhan kekuatan dan kekuragan bisnis
Proses analisa kebutuhan dan profit dilakukan secara cepat
Memetakan bisnis untuk mengetahui kelemahan semenjak dini dan memahami kekuatan bisnis dari sudut pandang yang benar
Pemetaan business model canvas menggambarkan secara sistematis bisnis yang kemudian dapat digunakan untuk pengambilan keputusan pengembangan manajemen stratejis bisnis.
Cara membangun bisnis baru menggunakan business model canvas cukup mudah dilakukan karena dibagi tiap bagian. Business model canvas mempermudah kita merunut seluruh bagian yang dibutuhkan oleh suatu bisnis. Dikenalkan pertama kali oleh Alexander Osterwalder pada tahun 2008 melalui bukunya yang berjudul Business Model Generation.
Dalam teori tersebut dibuatlah diagram yang mewakili bagian-bagian dari suatu bisnis. Ada 9 bagian bisnis yang disebut core stuffs yang akan dijelaskan masing masing bagiannya di bawah ini : APa model business canvas ? Kita akan mengulas satu persatu tiap bagian tersebut.
Dari 9 bagian core dalam business canvas dibagi menjadi 4 bagian utama. Yaitu Infrastructure, Product or Services Offering, Customer Aspect dan Finances.
Infrastructure
Key Activities: adalah aktivitas atau proses kunci yang ada di bisnis tersebut. Kegiatan-kegiatan utama apa saja yang perlu dilakukan oleh organisasi tersebut agar bisa memberikan nilai tambah dengan baik. Misalnya KA untuk suatu usaha transportasi adalah pelatihan bagi para supir serta perawatan yang baik atas kendaraan-kendaraannya sehinga bisa memberikan perjalanan yang nyaman bagi para pelanggannya, untuk suatu usaha pendidikan adalah proses belajar mengajarnya serta proses pelaporan/konsultasi dengan orang tua murid akan kemajuan putra-putrinya, dan untuk suatu dinas tenaga kerja adalah secara aktif mencari lowongan pekerjaan baru diperusahaan-perusahaan atau diinstansi-instansi yang sesuai.
Key Resources: merupakan sumber daya kunci atau utama yang diperlukan dalam menciptakan nilai tambah bagi para pelanggan. Sumber daya-sumber daya utama apa saja yang perlu dimiliki oleh organisasi tersebut agar bisa memberikan nilai tambah ini dengan baik. Misalnya KR untuk suatu usaha transportasi adalah kendaraan serta supir yang akan mengendarai kendaraan tersebut, untuk suatu sekolah adalah para guru serta gedung untuk melakukan proses pengajaran, dan untuk dinas tenaga kerja adalah si pegawai yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang pasar tenaga kerja yang sesuai untuk para lulusan yang ditanganinya.
Key Partner: dalam bisnis kita tidak bisa melakukan semua sendirian, namun pasti akan berhubungan dengan supplier, distributor, atau partner dalam hal lain. Dalam business model ini juga turut digambarkan agar nantinya dapat mengurangi ketidakpastian dan resiko bisnis yang terkait dengan partner. Siapa-siapa saja mitra utama dari organisasi ini sehingga bisa membantunya sehingga dapat memberikan nilai tambah yang baik. Misalnya KP untuk suatu usaha transportasi adalah tempat-tempat penginapan sehingga mereka mau menginformasikan siapa-siapa saja pelanggan mereka yang hendak berpergian, untuk suatu sekolah adalah sekolah-sekolah lain yang lulusannya berpeluang untuk menjadi calon siswa barunya, dan untuk dinas tenaga kerja adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki kebutuhan tenaga kerja baru sehingga mau memberitahukannya ke dinas tersebut.
Product or Services Offering
Value Propositions: adalah keseluruhan gambaran produk atau jasa yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan para customer. Nilai-nilai tambah apa saja yang bisa diberikan terkait untuk membantu pelanggan memenuhi kebutuhannya? Atau justru selama ini kita menjual produk atau jasa yang tidak dibutuhkan pelanggan? Nilai tambah apa yang akan diberikan kepada para pelanggan sehingga mereka mau memakai/mencoba/membeli penawaran dari organisasi tersebut. Misalnya VP untuk suatu usaha jasa transportasi adalah sebagai satu-satunya jasa yang bisa membawa seseorang dari lokasi A ke lokasi B, untuk suatu sekolah adalah untuk membuat para siswanya bisa berpikir secara kreatif dalam X bulan, dan untuk suatu dinas tenaga kerja adalah untuk mempercepat waktu untuk para pencari kerja mendapatkan pekerjaan baru.
Customer Aspect
Customer Segments: menjelaskan siapa saja target-target pelanggan kita. Apakah memang untuk pasar masal, pasar tertentu yang tersegmentasi, pasar yang bersifat lebih khusus, atau yang seperti apa? Mendeskripsikan segmen pelanggan akan menentukan apa produk dan jasa yang nantinya akan kita berikan kepada pelanggan. Semua organisasi pasti memiliki pelanggan yang hendak dilayani. Misalnya CS untuk suatu usaha transportasi adalah para pemakai jasa transportasi tersebut, untuk suatu sekolah adalah para siswanya atau orang tua dari siswanya, dan untuk suatu dinas tenaga kerja di daerah adalah para pencari kerja di daerah tersebut.
Channel: yaitu bagaimana cara agar produk, jasa, dan nilai tambah yang kita ciptakan ini disadari, dibeli, dan sampai ke tangan customer sesuai dengan apa yang kita janjikan. Bagaimana organisasi tersebut menginformasikan nila tambah ini kepada para calon pelanggannya. Misalnya CH untuk suatu usaha transportasi adalah dengan memasang berbagai poster ditempat-tempat penginapan, untuk suatu sekolah adalah dengan memberikan infomasi kepada para orang tua saat mereka mulai memilih jenjang sekolah berikutnya untuk anak-anak mereka, atau untuk suatu dinas tenaga kerja adalah dengan menyebarkan paket informasi kepada mahasiswa-mahasiswa yang mau lulus lewat lembaga tenaga kerja di peguruan tinggi-perguruan tinggi.
Customer Relationship: Di era kompetisi yang ketat seperti sekarang ini sangat penting untuk menjaga hubungan dengan pelanggan agar pelanggan merasa nyaman dan dekat. Di bagian ini akan dijelaskan bagaimana sebuah bisnis menjaga hubungan dengan para pelanggannya. Saat seorang pelanggan telah didapatkan bagaimana hubungan dengannya dijalin.
Misalnya CR untuk suatu usaha transportasi bisa dengan metode self-service dimana si pelanggan bisa mencari jadwal, memesan tiket, dan naik ke kedaraan secara mandiri tanpa bantuan seorang petugaspun; untuk suatu sekolah bisa dengan menyedikan penasihat khusus per siswa sehingga pendidikan yang si siswa dapatkan benar-benar disesuaikan dengan karakter siswa tersebut; dan untuk suatu dinas tenaga kerja bisa dengan menetapkan seseorang yang khusus menangani secara kolektif semua lulusan dari jurusan tertentu sehingga benar-benar bisa menyarankan industri mana atau perusahaan mana saja yang paling cocok bagi kelompok lulusan itu.
Finances
Cost Structure: yaitu penjelasan mengenai struktur-struktur biaya yang terlibat dan dikeluarkan dalam bisnis, baik itu fixed and variable cost, maintenance cost, operational cost, dan lain sebagainya.Komponen-komponen biaya yang perlu dikeluarkan agar organisasi tersebut bisa berjalan untuk menghasilkan penawarannya. Ini pada dasarnya bisa diturunkan dari aspek KR, KA, dan KP.
Revenue Stream: penjelasan tentang apa saja hal-hal yang membuat bisnis mendapatkan pemasukan dari para pelanggannya. Dari mana penghasilan organisasi tersebut sehingga bisa menutupi C$.
Dalam cara membangun bisnis mulai dari awal, yang perlu dipahami dalam membangun bisnis baru menggunakan model business canvas ini adalah Anda dapat memulai dari 9 core stuffs yang disediakan bisa berbeda-beda berdasarkan kebutuhan bisnis yang sedang Anda bangun. Ketika membangun bisnis fashion akan berbeda dengan membangun bisnis service consultant. Membangun bisnis pergudangan beda dengan toko kelontong. Ini dikarenakan hambatan, kekuatan dan kebutuhan tiap bisnis berbeda-beda. Cara memulai usaha baru dari nol adalah salah satu dari kehandalam menggunakan tools ini.
Isi bagian-bagian berdasarkan apa yang perlu diutamakan dulu atau yang sudah diketahui. Bahkan ketika Anda sudah memiliki bisnis yang sudah berjalan sekalipun Anda dapat menggunakan model business canvas untuk mengetahui dimana letak kekurangan dan kekuatan bisnis Anda. Tentu itu sangat bermanfaat untuk membuat diagram hierarki alokasi dana.
Dianjurkan membuat kanvas ukuran besar yang bisa dipasang didinding dimana semua pihak yang berkepentingan bisa melihat, mencoret, dan mendiskusikan business model tersebut secara bersama-sama.
Apa yang diisi dalam business model canvas biasanya masih bersifat asumsi (bukan berupa data valid)! Kesemua asumsi tersebut perlu diuji kebenarannya. Sehingga langkah setelah membuat business model adalah untuk menguji masing-masing asumsi dalam business model tersebut dan memperbaikinya (dan juga memperbaiki usahanya) sesuai dengan pengetahuan baru yang didapatkan dari proses pengujian tersebut. Sehingga semakin valid data yang diisi semakin dekat Anda menuju pengambilan keputusan strategi bisnis yang benar.
No comments:
Post a Comment